Cerita ini terjadi sekitar 1995 yang lalu saat saya masih kuliah di
semester satu sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Nama saya denny,
sekarang saya bekerja sebagai system engineer suatu perusahaan
telekomunikasi di Indonesia. Ceritanya begini. Pada suatu pagi saya
ditelepon oleh seorang kawan lama saya yang bernama Herry, yang baru
datang dari Bandung untuk suatu keperluan. Kebetulan sekali saat itu
saya tidak ada kuliah, sehingga dapat bebas pergi ke mana pun.
Sesampainya di sana ternyata teman saya telah lama menunggu di kamarnya,
dan saya pun masuk, tetapi tidak lama kemudian, Herry pamit kalau dia
ada janji mau pergi ke kantor temannya di Jl. Rasuna Said dan saya pun
menunggu di kamarnya sampai Herry pulang.
Ternyata menunggu merupakan suatu yang sangat menjengkelkan, tak terasa
telah satu jam kupindah-pindahkan channel televisi dari CNN sampai STAR
TV, tapi semua terasa membosankan, sehingga pada suatu ketika bel di
kamar berbunyi, ting tong.. ting tong, malas kubuka pintu. Terlihat
sesosok tubuh wanita dengan tinggi kurang lebih 167 cm dengan rok span
dan pakaian kerja, seksi dengan dada kupikir sekitar 36B.
"Permisi, mau bertemu Bapak Herry ada?" tanyanya.
"Mm.. oh Bapak Herry sedang pergi ke Jl. Rasuna Said, ada janji?" tanyaku.
"Ya.. boleh saya menunggu?" tanyanya.
"Silakan", jawabku sambil mengajak dia masuk.
Wanita itu pun masuk dan duduk di sofa. Jam saat itu menunjukkan pukul 10 pagi.
"Mbak ini siapa ya?" tanyaku memberanikan diri.
"Saya Selly, utusan dari cabang Bandung yang menjemput Pak Herry ke mari", jawabnya.
"Ooo.. perkenalkan saya Denny, teman Herry."
Selly memang sosok wanita ideal. Selain anggun, dia juga cantik, kalau
dilihat mirip Drew Barrymore. Jam menunjukkan pukul 11.00, dan Herry
belum pulang juga. Aku sudah gelisah juga, soalnya di kamar hotel begini
bersama seorang wanita cantik. Perlahan-lahan kuberanikan untuk duduk
di sebelah Selly.
"Mmm.. gimana ya Mbak.. kok belum datang juga Herry", kataku membuka kebisuan.
"Ah.. nggak apa kok, kan ada Mas Denny", jawabnya sambil memegang tanganku.
Wah lampu hijau nih pikirku. Gila juga nih orang, aku sempat grogi dipegang kayak gitu.
"Mau ke kamar kecil bentar ya Denn.. di mana sih tempatnya?" tanyanya manja.
"Di situ tuh", kataku cuek.
"Nitip tasnya ya!" katanya lagi, dan Selly pun masuk ke kamar kecil.
"Awww.. awww.. tolong Den.. ada kecoa.." jeritnya dari dalam kamar mandi.
Kupikir mana mungkin sih di hotel bintang lima macam begini ada kecoa.
Tapi aku bangkit juga menuju kamar mandi. Baru sampai di depan pintu
kamar mandi Selly sudah menarik tanganku.
"Masuk.. sini.." katanya sambil menutup pintu. Kulihat Selly sudah
melepaskan rok spannya, hanya tinggal CD sama baju saja. Dan dia pun
langsung mencium mulutku. Aku yang belum siap mental malah menghindari
ciumannya. "Mana kecoanya?" tanyaku pura-pura bodoh. Habis baru sekali
ini sih aku dibegitukan oleh wanita.
"Ini nih masuk ke dalam celana", jawabnya cuek.
Dia terus berusaha menciumi mulutku, lama kelamaan aku terangsang juga.
Gantian kuciumi juga mulutnya. Sekitar tiga menit acara pagut-memagut
itu pun berlangsung. Kupraktekan cara mencium yang sering kulihat di
film porno. Kemudian tanganku pun segera merambah bukit kembarnya dari
celah-celah bajunya. Gila benar ini anak, ternyata dia tidak memakai BH.
Langsung kumainkan bukit kembarnya dan kupelintir sedikit-sedikit
putingnya. Terasa putingnya mengeras, kata orang sih tanda-tandanya
sudah terangsang. "Awww.. pelan-pelan dong Den", protesnya saat
kupelintir putingnya. Terus kuciumi lehernya yang jenjang, Selly pun
cuma mendesah, "Aah.. hmm.. ahh.. Deenn.." langsung kubuka bajunya dan
semakin terpampang jelas gundukan di dadanya yang menggairahkan. Kuciumi
kedua bukit kembarnya dan kujilat-jilat putingnya, lagi-lagi dia
bergumam, "Terus Den.. ahh.. ouchh.." aku melanjutkan menciumi pusarnya,
terus ke bawah pusarnya. Terpampang dengan jelas rambut tipis berbentuk
segitiga di pangkal pahanya. Kujilati sepuas-puasnya.
Setelah itu dia kubimbing duduk di samping bathtub dan duduk di situ.
Terus dia kusuruh membuka pahanya. Ooh, seperti ini toh liang kemaluan
wanita. Soalnya seumur-umur baru kali ini aku melihat langsung yang
asli. Langsung saja kulihat dari dekat. "Kok diliatin doang Denn..
dijilatin donk", kata Selly. Aku diam saja, terus kusibakan bibir
kemaluannya dan terlihat di situ daging yang menonjol. Barangkali ini
yang disebut klitoris pikirku. Terus dengan iseng kupelintir daging itu
pelan-pelan. "Ahh.. ouhh.. Denn.. ahh.. terus Den.. mainin klitorisku
ahh", wah benar juga pikirku. Terus perlahan kupegangi dalamnya, kok
agak lembab dan basah. Wah rupanya Selly terangsang berat nih. Kulihat
lebih dekat lagi, tiba-tiba saja tangan Selly membenamkan kepalaku ke
dalam pangkal pahanya. "Jilatin dong Den.. ahh.. ahh.. jangan nakal,
gitu dong.. masa cuma diliatin aja", aku pun terus menjilati kedua bibir
kemaluannya. Mmm.. terus kujilati juga klitorisnya dan cairan yang ada
di situ rasanya asin-asin nikmat dan baunya itu loh bikin batang
kemaluanku semakin mengeras saja. Terus kujilati dengan ganas
klitorisnya sambil kugigit sedikit. "Ahh.. Denn.. ouchh.. Denyy..
akkhh.. akkuu.. akkh."
Terlihat cairan semakin deras saja yang keluar dan Selly semakin
membenamkan kepalaku ke dalam kemaluannya. Wah rupanya Selly sudah
klimaks nih, "Ahh.. Denn ouchh.. aku keluarr.." katanya. Kujilati semua
cairan yang keluar dari kemaluan Selly. Terus dia pun berdiri dan menuju
ke tempat tidur. Wah gila nih perempuan, masa aku dianggurin, pikirku.
Aku terus mengikuti dia pergi ke tempat tidur. Rupanya dia duduk di
samping tempat tidur. "Sini deh Den.. gantian aku yang mainin kontolmu",
katanya. Aku menurut saja dan aku rebahan di tempat tidur dengan kaki
di lantai. Terus Selly mulai memainkan kemaluanku dari luar celana
dalam. Dia jilati batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat tegang,
terus dibukanya CD-ku pakai giginya. "Wah nih orang pasti kebanyakan
lihat film-film gituan", pikirku. Setelah CD-ku lepas, gantian dia
mainkan kantong kemaluanku, dia jilati ke atas dan ke bawah. Rasanya
sungguh mengejutkan. Terus dia pegangi batangku dengan kedua tangannya
dan dijilat-jilatin kepalanya sambil matanya melihat ke arahku. Langsung
dia benamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan
dikocok-kocok pakai mulutnya yang mungil. "Oohh.. Selly.. akhh.. uhh",
desahku merasakan nikmat di sekujur batangku. Sambil terus
mengulum-ngulum batang kemaluanku, dia pun memijit-mijit buah
kemaluanku, rasanya linu-linu nikmat.
Setelah berlangsung 5 menit, Selly pun mulai bosan dengan permainannya.
"Den, kita main beneran yuk", katanya. Aku pun tanpa berpikir langsung
menjawab dengan semangat 45, "Ayoo!" Selly langsung duduk di atas pahaku
dan memegang batang kemaluanku sambil diarahkan ke dalam lubang
kemaluannya. Bless.. seluruh batang kemaluanku masuk ke dalam liang
kemaluannya. Terasa lembab dan nikmat tak bisa dilukiskan dengan
kata-kata. "Ahh.. mm.. uhh.. aahh.." desah Selly sambil merem melek
menikmati pergesekan batang kemaluanku dengan liang kemaluannya. Tak
lupa tangannya pun ikut-ikutan memegangi kedua buah dadanya. "Ohh..
Denny.. akhh.. uhh.. yeahh.. Dennyy.. ahh." Aku pun dengan reflek
mengimbangi permainannya dengan menaik-turunkan batang kemaluanku,
sehingga terdengar bunyi pluk.. pluk.. ketika batang kemaluan dan liang
kemaluan berbenturan. "Ahh.. oughh.. mmhh.. ahh.." desah Selly.
Selly pun makin menjadi-jadi, dia pun kemudian memegangi rambut
kepalanya dan kurasakan gerakannya semakin liar, "Ahh.. uhh.. ahh." Aku
bantu merangsangnya dengan memegangi kedua payudaranya. Tak lama
kemudian Selly pun menjerit, "Dennyy.. ahh.. ouhh.. akuu.. mau..
keluar.. ahh.." Di kepala batang kemaluanku pun terasa ada aliran yang
tak dapat dibendung lagi, "Kita keluar sama-sama Sell.. ahh.. ouhh.."
Kurasakan cairan hangat menyemprot pada kepala batang kemaluanku dan
menyebabkan kepala batang kemaluanku tak dapat menahan aliran yang deras
dari dalam batang kemaluanku. "Ahh.. aku keluarr.. Selly", teriakku.
"Akuu.. jugaa.. Denny.. akhh." Kemudian kami pun lemas dan tertidur
sampai pukul 5 sore.
Sampai tiba-tiba terdengar bunyi bel, tet.. tet.. wah gila nih, Herry
pulang. Langsung saja kubangunkan, "Selly.. Sell.. Selly.. bangun.."
ternyata Selly tidur dengan nyenyaknya. Aku cuek saja soalnya susah
kalau membangunkan orang yang tidur dengan berjuta kenikmatan. Akhirnya
pintu hotel kubuka, ternyata wanita bule yang mengetuk pintu. "Excuse
me.. Is this Mr. John's Room, 513?" tanyanya. "Oh.. No, I think.. its
beside this room", jawabku sekenanya dan wanita bule itu pun pergi ke
kamar sebelah. Setelah dibel berkali-kali ternyata tidak ada orangnya.
Dia pun pergi ke arahku lagi. "He is not in his room", katanya. "Bisa
sa.. ya.. tunggu di sini?" katanya. Wah bisa juga dia ngomong Indonesia,
pikirku. "Oh.. sure.. tentu", kataku. "silakan masuk." Dia pun duduk di
sofa. Karena kamar ini termasuk luas, sekitar 7x7 meter, maka Selly
yang tertidur di springbed tak kelihatan.
"Anda dari mana?" tanyaku membuka pembicaraan.
"Oh.. I come from USA, Nevada", katanya.
"Oh.. Las Vegas", kataku.
"Anda sudah menikah?" tanyaku lagi.
"Ya.. saya.. menikah 2 tahun lalu dan saya sudah cerai selama setahun", katanya lagi.
Wah kesepian juga nih cewek, pikirku. Kalau dilihat-lihat wanita ini
tingginya sekitar 170-an, wajahnya mirip-mirip Dana Scully-nya X-File,
usianya sekitar 30-an. Kalau dilihat bodinya sih mantap juga. Rambutnya
sebahu, matanya biru, bibirnya, wah sensual sekali.
"Can I know your name?" tanyaku.
"Jessica", katanya sambil mengulurkan tangan.
"Denny", kataku.
"What is your job Denny?" tanyanya.
"I'm student", kataku.
"What major?" tanyanya.
"Informatics", kataku.
Wah bisa-bisa dua jam cuma nanya masalah sekolah nih pikirku. Harus
dihentikan nih. Kuberanikan tanya soal lain. Sambil pindah duduk ke
samping Jessica.
"Can I know something about life?" tanyaku.
"Yah.. apa? please in Indonesian, cause I think you can not speak fluently in english", katanya.
Wah ketahuan deh modalku, pikirku.
"Ini agak pribadi, nggak apa-apa?" tanyaku.
"No problem, cause I think kamu orang baik-baik", katanya.
"Kalau udah cerai, gimana kamu memenuhi kebutuhan biologismu?" tanyaku.
"Maksud kamu seks?" tanyanya.
"Yes.." kataku mantap.
"Saya bisa main seks kapan saja, dan dimana saja dengan orang yang kusuka, that's menyebabkan my husband menceraikan saya."
Wah gila juga nih cewek pikirku.
"Kamu pernah main seks Denny?" tanyanya.
"No.." jawabku.
Dia pun tersenyum melihatku, terus lihat wanita tergolek di atas ranjang. Wah ketahuan deh kalau menipu.
"Siapa dia Denny?" tanyanya.
"She is my sister", jawabku sembarangan.
"Oh.. jadi kamu betulan belum pernah ya.. mau belajar sama saya, Denny?" tanyanya.
"Wah mau sekali Jessy", kataku mantap.
"Sini Denny.. kamu ke depanku.. apa your sister tidak marah kalau lihat kita Denny?" tanyanya.
"Nggak apa-apa Jessy", kataku sambil mendekat ke depannya. Terus dia
membuka bajunya. "Sini Denny.. kamu pegang dada saya", katanya. Terus
kupegangi susunya yang ukurannya 36C.
"And cium bibirku Denny", katanya.
Aku tanpa dikomando langsung menciumi bibir Jessica. Langsung mulut kami
beradu, kulumat bibir yang sensual itu dan lidah kami pun saling
berbelit, "Ouchh.. mm.." terus aku langsung turun ke lehernya yang
jenjang dan dia pun mendesah, "Aahh.. mm.. ouchh.. ssh.. Denn.. kamu
membuat akuu.. ahh.." Kulanjutkan ke susunya, kulumat kedua putingnya
pakai mulut. "Ahh.. ouhh.. shh.. Dennyy.. oo.. kamu memang nakal baby,
yeahh.. ahh.." Terus kubuka rok spannya dan CD-nya, langsung kuturun ke
pangkal pahanya. Kujilat habis kemaluannya dengan rakus. "Aahh.. stop
Dennyy.. akan kuberikan gaya favoritku kepadamu", katanya. Padahal sudah
basah liang kemaluannya. Sepertinya dia sudah terangsang berat.
Langsung saja kulepaskan celana jeans-ku, dan kemudian Jesicca pun
membantu melepaskan CD-ku sambil memegang batang kemaluanku yang 7
inchi.
"Kemaluan yang bagus", katanya sambil meremas batanganku yang sudah
tegang berat. "Coba kamu duduk di kursi ini sayang", katanya. Aku pun
duduk dan terus dia duduk di atas kedua pahaku. Wah asyik juga nih
kayaknya. Terus dia memegang kemaluanku yang sudah tegang berat dan dia
arahkan ke dalam lubang kemaluannya dan dia pun duduk di atasku, bless..
kemaluanku pun masuk ke dalam liang kemaluan Jesica. Dia lalu
menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. "Ouchh.. yeahh.. mm.. oohh..
ohh.. ini seperti naik kuda saja, Denny", katanya. "Aakkhh.. oukkhh."
Aku pun mengimbangi dengan menaik-turunkan pinggulku. "Mmm.. akhh..
sshh.. ukhh.. akh.. Denyy.. ukhh.. yeajjhh.. yeahh.. oukhh.." Tiba-tiba
saja Jessica teriak-teriak tak keruan dan tak lama kemudian.. "Dennyy..
aku keluaarr.." terasa panas cairan menyembur dari lubang kenikmatan
Jessica dan tanpa kulepaskan masih saja kukocok lubang kemaluan Jessica
dengan batang kemaluanku. "Yeah.. ouchh Dennyy.. tolong berhenti Denny..
akhh.. ouchh.." masih tetap saja kukocok. Malahan tambah kencang
frekuensinya. "Tolong.. hentikan sayang akkhh.. akhh.." Tanggung nih
pikirku. Tiba-tiba saja Jessica meronta dan karena sudah diambang
klimaks. Begitu Jessica mencabut cengkeraman liang kemaluannya pada
batang kemaluanku, langsung saja cairan sperma yang sudah di ujung
kepala keluar semua. "Oouchh.. baby.." langsung saja mulut Jesicca
menyambar kepala kemaluanku dan dilumatnya habis cairan di kepala
kemaluanku.
Tiba-tiba saja Selly terbangun, "Dennyy.. Dennyy.." aku dan Jessica
kaget bukan main. Untungnya aku bisa mengatasi keadaan yang sangat gawat
ini.
"Ada apa sayang? enak ya tidurnya", kataku tanpa dosa. Untunglah Selly dapat memahami keadaan ini.
"Denn.. siapa tuh?" tanyanya, dan Jessica pun masih dengan telanjang bulat mendekati Selly dan berjabat tangan.
"Jessica", katanya.
"I'm sorry.. udah ganggu tidurmu ya?" kata Jessica.
Tanpa berkata apa-apa, Selly malah langsung menciumi Jessica. Wah nggak
aku sangka, ternyata si Selly ini biseks dan Jessica mungkin karena
terbawa oleh Selly juga mengikuti saja. Kedua wanita itu pun terhanyut
dalam permainannya. Aku dari sofa cuma mangamati permainan mereka. Selly
kemudian menciumi seluruh leher Jessica dan Jessica pun meraba pantat
Selly. Kemudian Selly mencium dan menjilati buah dada Jessica. "Ohh..
uchh.. sshh", hanya kata itu yang mencuat dari mulut Jessica. Kemudian
Selly pun turun ke perut Jessica dan kemudian menjilati dengan rakusnya.
Tak lama kemudian Jessica rebah di atas spring bed dan kakinya
diletakkan di lantai. Selly kemudian menciumi seluruh permukaan kemaluan
Jessica mulai dari bibir-bibirnya. "Kamu memang pemain yang hebat
sayang, mm.. ukhh.. ss.." kata Jessica. Selly pun mulai menjilat-jilat
dan mengaduk isi kemaluan Jessica tanpa kompromi. Dengan lidahnya dia
mulai merangsang seluruh syaraf yang ada di vagina Jessica dan dengan
reflek pinggul Jessica pun bergerak-gerak ke atas dan ke bawah
mengimbangi jilatan-jilatan yang menimpa pada pangkal pahanya.
"Aahh.. uhh.. yess.. ohss.. babyy.." jerit Jessica saat Selly menjilati
klitorisnya dan menggigit-gigit klitorisnya pelan-pelan. Tampak terlihat
kemaluan Jessica bertambah basah saja. Tak lama kemudian mereka pun
berhenti dan melihat ke arahku. "Wah gawat, bisa jadi pejantan buat
mereka berdua nih", pikirku khawatir.
"Hey Denny.. mau gabung?" tanya Selly sambil tersenyum nakal.
"Ah nggak.. aku liat aja.. udah capek", jawabku.
Mereka pun melanjutkan aksinya. Sekarang kayaknya mereka mau 69. Eh tapi
tunggu dulu, ternyata Jessica mengambil tas hitamnya di atas meja dan
mengambil sesuatu. Oh ternyata dia bawa vibrator yang berbentuk batang
kemaluan. "Hi.. Selly.. kamu akan lebih nikmat dengan alat ini", kata
Jessy sambil memberi vibrator ke Selly.
Kemudian Jessica pun kembali duduk di sampingku. Terlihat Selly langsung
menghidupkan vibrator tersebut dan memasukkannya ke dalam liang
vaginanya. "Aahh.. ohh.. ujhh.. ss.." jerit Selly kesenangan dengan
mainan barunya. "Hai Jessy.. mainan ini bener-bener dahsyat shh.. ohh",
katanya sambil merem-melek. Jessica pun tersenyum di sampingku sambil
mengelus-elus batang kemaluanku yang sudah tidur. "Lebih dahsyat pake
ini.." sahut Jessica. Wah diperlakukan demikian tentu saja kemaluanku
bangkit lagi.
"Mau lagi Denn?" tanya Jessy.
"Tidak!" jawabku.
"Sure?" katanya sambil mulutnya turun mendekati batang kemaluanku dan
dia pun nmenjilat-jilat biji kemaluanku dari bawah ke atas. "Please
relax Denny", aku pun sambil tiduran menikmati jilatannya. "Ahh..
ouckhh.. shh.. aku hampir keluar Jessyy.." jerit Selly saat dia mencapai
orgasme dengan vibrator. Jessy pun sudah nggak menghiraukan jeritan
Selly. Dia sudah asyik dengan kemaluanku dan dia mulai menjilati kepala
kemaluanku dan memainkan lidahnya di ujungnya. Hal ini membuatku sangat
geli dan nikmat. "Jessyy.. sshh, uch.." dan Jessy pun mulai
memasuk-keluarkan batang kemaluanku di kerongkongannya dan setelah 10
menit acara kulum batang kemaluan, aku pun menjerit, "Jessyy.. aku mau
keluaarr.." dan air maniku pun bercucuran di muka Jessy. "Ah enak
sekali", kata Jessy sambil tersenyum genit. Akhirnya kami bertiga pun
tertidur. Sampai akhirnya sekitar pukul 6 pagi terbangun dan kami beriga
kembali ke tempat masing-masing.
Sabtu, 09 Agustus 2014