Jumat, 11 April 2014

Kuakui perbuatanku memang sadis terhadap gadis chinese bernama Mei Ling. Tubuhnya yang seksi membuat nafsu birahiku tak tertahankan sehingga aku tega memperkosanya, kisah ini aku ceritakan di cerita seks ini.

Perkenalkan, namaku Andi. Aku kuliah di sebuah PTN terkenal di kotaku. Aku mempunyai tetangga perempuan yang masih bersekolah di SMU, namanya Mei Ling. Mei Ling adalah gadis keturunan Chinese. Ia mempunyai wajah yang manis, dan mata yang sipit terlihat indah dibalik kacamatnya. Kulitnya putih bersih, dengan bulu-bulu halus menghias lengannya.

Sebenarnya aku sudah lama tertarik sama dia, karena tubuhnya yang menggairahkan sekali. Dia suka mengenakan kaos ketat dengan warna cerah. ketika kami bertemu, aku suka curi pandang lengan atasnya yang putih bersih dan ketiaknya yang gemuk dengan beberapa rambut tipis di tengahnya. Mei Ling bertubuh agak pendek, sekitar 158 cm dan menggairahkan. Yang paling menonjol Mei Ling tubuhnya yaitu payudaranya yang cukup montok ukurannya sekitar 34B dan pantatnya yang padat berisi. Ketika kami mengobrol dijalan aku sering memperhatikan orang-orang yang melewati kami, mereka selalu melirik ke arah payudara Mei Ling dan pantatnya yang semontok pantat Nafa Urbach, berharap bisa meremas-remasnya.

Setiap hari Mei Ling pulang sekitar jam 5 sore, karena ia kut les setelah pulang sekolah. Aku sedang dirumah, Mei Ling main kerumahku setelah ia pulang dari les. Dan setiap kali Mei Ling mengobrol selalu kugoda dan kuajak kekamarku. Namun sutau hari, karena aku dengan alasan ingin memeperlihatkan sesuatu, Mei Ling mau juga. Dan kebetulan rumahku sedang tidak ada orang, karena mereka sedang keluar kota. Dikamarku, kutunjukkan novel terbaru "Harry Potter & The Chamber?s of Secret", karangan J. K. Rowling. Mei Ling selalu menanti-nanti terbitnya Novel tersebut.

Kira-kira waktu itu sekitar jam setengah delapan malam. Ketika aku bermain game di computer, Mei Ling sedang asyik membaca buku di lantai dan membelakangiku. Ketika aku menengok kebelakang, terlihatlah pantatnya yang terbalut celana panjang. Menantang kejantananku untuk disarangkan ke dalam bongkahan pantatnya yang montok itu. Gadis itu tidak sadar kalau pantatnya sedang ku perhatikan. Rupanya memang tidak sadar kalau sedang kuperhatikan.

Baru beberapa menit kemudian Mei Ling membalikkan badannya, aku segera mengalihkan pandanganku ke computer. Mei Ling lalu melihat sebentar game yang sedang kumainkan, lalu ia kembali membaca lagi di lantai tepat disamping bawah kursiku. Ketika kulihat ia kembali, sungguh pemandangan yang sangat membuat keringat dinginku keluar. Kulihat payudaranya yang terbungkus bra di balik kaosnya yang rada longgar karena ukurannya yang cukup besar. Terlihat jelas sekali dari atas, bagian atas kulit payudara Mei Ling yang putih sekali, lebih putih dari kulit lengan dan wajahnya yang sudah sangat putih. Suasana memang sepi disekitar rumahku, namun bagi penduduk sekitar cukup aman untuk dihuni.

Ketika nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Kurangkul tubuh Mei Ling, dan kubekap mulutnya.
"Eegghh, mmpphh.. mmphh", Mei Ling berusaha berteriak.
Kulumat bibirnya agar ia tidak bersuara. Sambil tanganku mengambil tali pramuka di dekatku. Lalu kuikat kedua lengannya ke belakang. Beberapa menit kemudian, rontaan Mei Ling mulai melemah.
"Ndi. apa yang kamu lakukan".
Mei Ling berteriak begitu mulutnya berhasil lepas dari mulutku.

Dengan cepat, kulumat lagi mulut Mei Ling. Kuhisap-hisap mulut dan lidahnya. kujelajahi rongga mulutnya dengan lidahku. Air liur Mei Ling yang kuhisap, meluber keluar membasahi pipi dan sekitar bibirnya yang mungil merah merekah. Kuteguk nikmat air liur cewek Chinese itu. Belum sempat ia bersuara ketika kulepas bibirku di bibirnya, ku masukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Sambil kujambak rambutnya dan kumaju-mundurkan kepalanya.

"Ouuhh, mm.", aku melenguh keenakan, di penisku.
Aku merasakan penisku basah, dan dingin di dalam mulut Mei Ling. lalu kubopong gadis itu ke atas tempat tidurku. Setelah mengunci pintu. Aku kembali ke tempat tidurku yang cukup besar. Kutelepon Irfan, temanku untuk membantu menyetubuhi si Mei Ling. Tak lama kemudian, temanku Irfan. Mereka senang sekali kuajak.

Setelah kuikat kedua lengan Mei Ling ke masing-masing sudut ranjang, sedangkan kedua kakinya dipegangi kedua Irfan. Kulepaskan satu persatu pakaian Mei Ling, hingga akhirnya Mei Ling hanya memakai Celana Dalam putih dan BH kremnya. Payudaranya menyembul di bagian atas BH-nya. Kulit payudara Mei Ling putih sekali, kontras dengan warna BH-nya. Melihat keadaan tubuh gadis itu, nafsuku menjadi naik. Kontolku menegang, tapi aku masih bisa menahan diri. Tapi tanganku mulai meraba-raba seluruh bagian tubuh gadis itu. Pahanya yang putih mulus sekali, terasa lembut sat ku elus-elus, dan empuk saat kuremas-remas sambil kujilati hingga pahanya basah oleh air liurku.

Setelah melakukan semua itu, Aku melepaskan semua pakaianku hingga telanjang bulat
dengan kondisi kontolku yang udah tegang. Tanpa membuang waktu kudekati Mei Ling yang masih memohon agar dilepaskan. Mei Ling berusaha memberontak Tapi dengan cepat kedekap tubuh gadis itu, dekapanku cukup kuat, Mei Ling hanya bisa terisak-isak menangis. Gadis itu seakan tak berdaya ketika Aku mulai meremas-remas payudaranya yang lumayan besar dan kenyal itu dengan masih dibungkus BH-nya. Sambil menikmati musik house, Lama kelamaan aku menjadi tambah bernafsu, dengan kasar kutarik BH gadis itu dan kulemparkan. Di depan mataku terpampang payudara gadis itu yang putih dengan puting mungil merah muda yang indah sekali Aku meremas-remas payudara gadis Chinese itu dengan sekuat tenaga.

"Aakkhh, saakkii..iitt. Ndi, sakkii. it, ampuu..unn. Ndii", Mei Ling meraung-raung kesakitan.
Dadanya menempel erat kedadaku dan akupun merasa ada daging kenyal yang hangat. Aku terus melumat bibirnya, sementara tangan kananku dengan leluasa mengelus-ngelus pahanya yang mulus dan pantatnya yang kenyal. Tangan kiriku meremas-remas payudara kirinya. Kudengar lenguhan-lenguhan kenikmatan dari Mei Ling. Aku lepaskan mulutku dan kuciumi lehernya hingga ke payudaranya, kusedot susunya yang kiri sementara tangan kananku meremas-remas yang kanan. Kutindihi tubuhnya sambil menyedot-nyedot susunya secara bergantian. Saya jilati kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya yang merah itu.
"Uufh, sakii..iit, oufhh, ohh, oohh saki..iit, ohh".
Mei Ling merintih sambil menangis sesenggukan. Sementara itu aku terusin permainan lidah aku ke arah perutnya yang rata itu, aku berhenti di bagian pusar dan konsentrasi di bagian itu sambil ngeremes bokongnya yang padat, kedua tanganku selipin ke bokongnya dan pelan-pelan aku lucuti celana dalamnya ke bawah.

Tampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa indahnya di balik CD nya dan kurasakan rambut hitam yang masih jarang mengelilingi vaginanya. kuraih klitorisnya dan ku gosok-gosok dengan jari tengahku.
"Oohh, jangaann, sudaahh oufhh, jaa, ngaa, an, oohh".
Dia merintih merasakan nikmat yang dalam karena klitorisnya kugosok sementara lidahku tetap bermain menyedot-nyedot payudaranya yang besar bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arahku. Kupegangi bagian bawah payudara Mei Ling, mulutku menciumi dan mengisap-isap kedua puting susu Mei Ling secara bergantian. Buah dada Mei Ling yang sebelah kanan menjadi sasaran mulutku. Buah dada Mei Ling yang membusung padat itu hampir masuk semuanya ke dalam mulutku dan mulai kusedot-sedot dengan lahap.

"Ssshh, sshh, aahh, aahh, sshh, sshh, jangaann, suudaahh.. aku mohoonnn".
Mei Ling terus mengerang. mulutku terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan menjilat-jilat kedua puting buah dada Mei Ling secara bergantian selama kurang lebih lima belas menit. Tubuh Mei Ling benar-benar telah lemas menerima perlakuanku ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua buah dada dan putingnya telah benar-benar mengeras. Aku mulai maraba bulu-bulu halus yang tumbuh lebat di vagina Mei Ling. Ia mulai merintih lagi menahan rangsangan pada vaginanya.

Irfan tidak tahan dengan pemandangan indah itu. Ia lalu memegang kepala Mei Ling, kemudian melumat bibirnya yang tipis dengan bulu-bulu halus di antara bibir dan hidungnya. Mulut irfan mulai menjilati leher Mei Ling, lalu turun ke dadanya. Terasa oleh Mei Ling mulut Irfan menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Mei Ling menjerit ketika Irfan mengigit puting susunya sambil menariknya dengan giginya.
"Diem, Jangan berisik", Irfan menampar pipi kiri Mei Ling dengan keras, hingga berkunang-kunang.
Mei Ling hanya bisa menangis sesenggukan.
"Gue bilang diem. dasar", sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Mei Ling, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Mei Ling.

Lalu Irfan melepas celana jeansnya dan kemudian Cdnya. Irfan menduduki kedua susu Mei Ling. Lalu ia mencoba membuka mulut Mei Ling, dan mengarahkan kontolnya dan menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibir Mei Ling. Lalu ia menampar-nampar kedua pipi Mei Ling sampai memerah. Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Mei Ling, kepala penis Irfan telah terjepit di antara kedua bibir mungil Mei Ling, Akhirnya Mulut Mei Ling terbuka, dengan memaksa, Irfan menarik kepalaMei Ling akhirnya penisnya masuk juga kedalam mulut Mei Ling. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulut Mei Ling yang kecil, itupun sudah terasa penuh benar.

Mei Ling hampir sesak nafas dibuatnya. Mei Ling dipaksa menjilat dan menyedoti penis Irfan, jika menolak Irfan akan terus menampar pipi Mei Ling. Karena tidak tahan Mei Ling mulai menjilati penis Irfan.
Dia langsung mendesah pelan"Aakkhh, aakkhh.", sambil ikut membantu Mei Ling memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya.
"Aakk, akk, nikmat sayyaangg".
Kelihatan Mei Ling bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya.

Tak lama kemudian penis Irfan menyemburkan spermanya banyak sekali di dalam mulut Mei Ling.
"Ooohh, oouuh", Irfan melenguh panjang, merasakan nikmat berejakulasi di mulut gadis Chinese yang cantik dan putih ini.
Mei Ling terpaksa menenggak seluruh sperma Irfan, sedangkan sisanya meluber keluar membasahi bibir dan dagunya. Mei Ling semakin mendesah-desah karena kemaluannya kujilati dengan buasnya. Apalagi tanganku saat itu tidak lepas meremas-remas payudara gadis itu.

Kubuka lebar pahanya kudekatkan ujung kontolku ke arah selangkangan gadis itu yang masih perawan itu. Kugesek-gesekkan kontolku di sekitar liang memek gadis itu. Mei Ling merasakan adanya sesuatu yang meraba-raba kemaluannya. Tiba-tiba Mei Ling teriak keras sekali. Tapi dengan cepat kedekap tubuh gadis itu. Batang kemaluanku yang besar dan panjang ini aku coba kumasukkan dengan paksa ke liang kemaluan Mei Ling yang masih sangat sempit,

Ketika penisku merobek keperawanannya, ia berteriak kesakitan sambil menangis, dan aku merasakan penisku telah dibasahi oleh darah segar keperawanannya, tapi aku tidak ambil peduli. Dari wajah Mei Ling terlihat dia menahan sakit yang amat sangat.

Sementara itu si Irfan dengan ganasnya beradu lidah dengan Mei Ling sambil tangannya turut bekerja meremas dan memilin-milin puting susunya yang masih kecil. Aku masih asyik memaju-mundurkan pantatku dengan cepat. Aku mengebor memeknya dengan kecepatan tinggi sambil kedua tanganku meremas pahanya yang putih mulus dan pantatnya yang sekal, Tangisan Mei Ling semakin keras meraung-raung. Akhirnya tubuh Mei Ling mengejang sampai bergetar. Air mani Mei Ling mengalir melalui rongga vaginanya mengguyur penisku yang tertanam di dalam vaginanya. Sedangkan aku masih menjilati payudaranya, dia mengalami orgasme hebat beberapa saat sampai akhirnya melemas tangisannya samar-samar menghilang.

Lalu kubalik tubuhku, sehingga posisi tubuh Mei Ling sekarang berada diatasku. Dengan posisi berbaring, kupeluk punggung Mei Ling sambil menaik-turunkan pantatnya sehingga aku merasa semakin nikmat karena pijitan vaginanya. Aku semakin mempercepat gerakan sehingga membuat adegan yang kami lakukan semakin panas karena Mei Ling terus meronta sambil mendesah. Aku terus memompa liang peranakannya dari bawah, sambil kedua tanganku mencengkram dan meremas dengan kasar kedua buah bongkahan pantat Mei Ling yang padat sekali. Tangan Irfan masih memainkan puting susu Mei Ling sambil sesekali menarik-narik payudaranya yang kenyal itu.

Setengah jam terus berlalu dan aku mulai merasakan seolah-olah akan ada ledakan dalam diriku dan Mei Ling. Aku mengetahui bahwa dia akan klimaks lagi karena Mei Ling semakin kuat mendesah, kupercepat menggenjot tubuhnya. Aku semakin tidak tahan dan kusemprotkan cairan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya dan di saat yang bersamaan pula, Mei Ling berteriak dengan disertai getaran hebat sambil seluruh tubuhnya mengejang. Penisku terasa seperti sedang di"pipis"in olehnya karena ada cairan yang mulai membasahi penisku. Mei Ling mengalami orgasmenya yang kedua. Setelah 46 menit kami bersama-sama melepaskan nafsu

Lalu Irfan mendekati tubuh Mei Ling, ia menarik pinggul Mei Ling.
"Ampun. sudaahh, jangan terusin, biarkan saya pulang" rengek Mei Ling sambil minta belas kasihan.
"Heh.. diam kamu" hardik Irfan.
"Ayo nungging, aku mau liat memek dan pantat seksi kamu dari belakang".
Irfan mengangkat pinggul Mei Ling sehingga posisi Mei Ling sekarang nungging.
"Hahaha. begitu manis. Waw.. bagus sekali pantat kamu", sambil Irfan mendekatkan mulutnya ke memek Mei Ling.
Dengan jari Irfan menusuk memek Mei Ling yang menggelinjang menahan sesuatu.

Dan Irfan dengan buasnya, menjilatin anus Mei Ling yang berwarna kemerah-merahan. sambil sesekali ujung lidah Irfan dimasukin ke lubang anus cewek chinese itu dan menjilatinya. Tanpa disadari oleh Mei Ling. apa yang akan dilakukan Irfan selanjutnya.
Sekonyong-konyong Mei Ling menjerit"Aauu. aauu. aakhh".
Rupanya penis Irfan telah menembus lubang memek Mei Ling yang sudah basah dipenuhi lendir kenikmatan dan spermaku. Dengan buasnya Irfan menggenjot terus memek Mei Ling dari belakang (doggy style) Mei Ling hanya bisa merasakan sakit di liang kemaluannya karena di sodok2 dengan penis Irfan yang besar dan panjang. Sambil kepala dan payudaranya terayun-ayun karena sodokan penis Irfan, Mei Ling memohon ampun.

"Ampun, sakit sekali, aauu. sudah pak, sakit.. sakiitt".
Mei Ling terus memohon sambil berlinang air mata, mendapat perlakukan kasar dari Irfan. Makin lama Irfan makin keras mendorong-dorong memek Mei Ling, dengan desisan panjang.
"Sstt. sstt. aahh".
Irfan menahan nikmat luar biasa.
"Nich. aku mau keluar. ayo cepet goyangin pantat kamu.. plak.. plak.." sesekali Irfan menampar pantat indah milik Mei Ling, sehingga pantat Mei Ling mulai memerah.
"Aahh. sakiitt, huuhh. aach".
Sambil mendorongkan penisnya, sekali hentak keluar sperma Irfan memenuhi liang vagina Mei Ling.
"Aachh.. ccroott, crrott, gue, semprot. lobang, loe.. bangsatt".
Irfan mengumpat. lalu Irfan menarik penisnya. darah bercampur air mani Irfan dan Mei Ling keluar mengalir membasahi paha Mei Ling yang masih tegak. Lalu Irfan berbaring di samping tubuh Mei Ling yang setengah tidak sadar.

setelah istirahat sejenak nafsu kami mulai naik kembali.
"Fan coba kita main berdua"
Irfan mengambil posisi tidur sedangkan Mei Ling didudukan diatas tubuhnya, sambil penis Irfan diarahkan ke lubang Vagina Mei Ling. Mei Ling dengan mimik muka memohon ampun, Irfan makin tambah beringas. Akhirnya sekali dorongan tembuslah memek Mei Ling yang selama ini dia rawat, sekarang di koyak-koyak oleh Irfan kembali. 2 orang yang sangat kehausan sex.
"Aduuhh.. sakkiitt. sudahh. kumohoonnn" Mei Ling menjerit kesakitan.
Namun Irfan tidak mempedulikan rintihan dari mulut Mei Ling, dia makin kasar menyodok-nyodokan penisnya sementara itu aku telah berdiri di atas mereka berdua, dan mendorongkan tubuh Mei Ling untuk amBLi posisi membungkuk, dan dengan kasar jariku mulai meraba-raba pantat Mei Ling yang montok putih mulus sambil mempermainkan jari tengahku untuk mengobel lubang anus Mei Ling.

"Waw.. Rupanya anusnya masih perawan nih. lobangnya kecil banget" seruku sambil mengarahkan batang penisku ke anus Mei Ling.
Setelah mengolesi handbody pada batang penisku agar tidak lecet, aku berusaha memasukan penisku ke lubang anus Mei Ling.
"Vin pantat loe gue sodomi ya? pantat loe montok banget sih. Pasti jepitannya kenceng nih", Aku berteriak kepadanya sambil meremas pantatnya yang putih sekali.
"Jangan. jangan. ampun. jangan disitu. Ndii. sakiitt. periihh" jerit dan ratapan Mei Ling dengan nada memelas.
Tapi aku tidak mempedulikan rintihan Mei Ling, makin keras aku memasukan batang kemaluan aku. Untuk beberapa saat memang sulit bagi penisku untuk berhasil masuk, karena memang lubangnya sangat sempit.

Namun aku penasaran untuk segera melesakkan batang kemaluanku ke dalam duburnya. Dan akhirnya setelah berusaha membuka pantat Mei Ling, tembuslah lubang anus Mei Ling disodok batang kemaluanku. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya. Setelah itu pantat Mei Lingpun kusodok-sodok dengan keras, kedua tanganku meraih payudara Mei Ling serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya aku menyodomi Mei Ling, waktu yang lama bagi Mei Ling yang semakin tersiksa itu. Lubang dubur Mei Ling terus menerus mengeluarkan darah melalui sela-sela penisku yang tertanam dipantatnya.

"Eegghh, aakkhh, oohh", dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok dari atas dan bawah, Mei Ling merintih-rintih.
Sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tanganku. Sedangkan Irfan dengan asyiknya menyodok-nyodok memek Mei Ling dari bawah. Lengkaplah sudah dua lobang yang berdekatan telah di tembus oleh dua batang penis aku dan Irfan yang haus sex. Mei Ling hanya bisa meringis menahan sakit yang luar biasa karena selama ini ia tidak pernah menahan rasa sakit seperti itu.

"Ndi, ayo kita sudahi permainan ini bareng, loe sodok dari atas, gue sodok dari bawah dan kita koyak memek dan dubur cewek ini, dan kita penuhi dengan pejuh kita", Irfan menyeru.
Beberapa menit kemudian kami berdua mengerang menahan nikmat yang luar bisa, dan hampir bersamaan kami memuncratkan sperma berbarengan.
"Aachh., keluuarr.. hhmm.. sstt. nikmat sekali"
"Ooohh." Mei Ling mengerang merasakan air mani kami membanjiri liang dubur dan vaginanya.
Setelah berhenti sejenak kami akhirnya terkulai, begitu juga Mei Ling yang terhimpit oleh kedua pria yang telah menggaulinya hanya bisa tergolek lemas sambil menangis sesenggukan meratapi nasibnya yang malang.

Kami sempat mengabadikan persetubuhan kami melalui handycam milik Irfan. dan kami berjanji tidak akan menyebarkannya ke internet, asalkan Mei Ling tutup mulut dan bersedia kami setubuhi. Sampai sekarang aku dan irfan masih sering menyetubuhi tubuh Mei Ling. Kami salurkan hasrat sex kami yang besar ini dengan mengoral mulut Mei Ling, menyodomi pantatnya, dan mengebor memeknya. Hingga sekarang kedua payudara Mei Ling semakin besar, karena terlalu sering kami remas-remas dan kami sedoti. Ukuran branya sekarang 38B, dan puting susunya merah melebar. Setelah persetubuhan, kami selalu meminumkan pil anti Hamil ke Mei Ling. Sampai sekarang Mei Ling tidak merasakan gejala-gejala kehamilan.

Diposkan oleh admin di 01.47 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook

Label: cewek amoy, cewek chinese, pemerkosaan, sodomi
Kejadian ini sudah lama terjadi, tapi aku akan membagikan nya buat pembaca semua, karena bagi aku ini pengalaman pertama aku yang aku rasa seru banget. Cerita seks yang tak mungkin aku bisa lupakan.


Mendung tebal angin dingin mulai menghembus, aku terus melaju mobil ku melintasi jalan raya yang agak sepi, aku baru saja mengunjungi salah satu nasabahku yang tempatnya agak jauh dari kota, aku harus melewati jalan raya yang sepi dan jauh dari perumahan penduduk.Tiba tiba saja aku merasakan ban mobilku kempes, lalu aku menoba berhenti dan memeriksanya, ternyata ban belakang sebelah kiri kempes."ah g papa pasti aku masih bisa menaikinya sampai di kota" pikirku.

Dan ketika aku membuka pintu mobilku, aku tak bisa membuka nya.Astaga aku menutup pintu mobilku dan kunci mobil masih mengantung di dalam, haaa...dasar sial. aku mencoba mencari Hpku, Oh no..! Hp dan tas ku juga di dalam mobil.

Hujan mulai turun aku bsah kuyup kehujanan, mana sudah menjelang malam, tempat sunyi kek begini weeeeeeh....merinding rasanya.Setelah 20 menit berlalu aku melihat lampu mobil, aku melambai lambaikan tanganku.
Mobil itu berhenti dan ternyata pengendaranya adalah anak anak muda, sepertinya pelajar SMU.

"eehhhmmm....boleh minta tolong g dik, pinjem Hp nya buat telpon ke rumah, bentar aja,kunci mobil aku kekunci didalam mobil,dan tas aku di dalam juga" kataku sambil gemetaran menahan dingin.

"waduh mbak..eh tante masuk mobil aja dulu, biar g kedinginan" jawab salah seorang darimereka.Aku masuk kemobil, karena memang kedinginan.

"aduh sorry ya mobil nya jadi basah" kataku. ternyata dimobil itu ada tiga orang remaja yang masih berseragam SMU, bau mobil terasa banget bau rokok, dan seperti nya mereka abis minum minum.

" ah g apa apa tante, ini HP nya ,telpon aja dulu" kata pemuda itu sambil menyerahkan HP.

Berkali kali aku coba menghubungi G ada yang menjawab,tidak biasanya di rumah sepi jam segini, gerutuku.
"G ada yang angkat ya tante?" tanya pemuda yg di sebelahku.
"iya, g tau kemana mereka" kataku mulai gelisah.
" kalo begitu kita anter aja deh tante, rumah nya dimana"jawab pemuda yang di depan.
"wah agak jauh dek, di jln kartini" jawabku
" gpp tante paling juga 30 menit kan dari sini" jawabnya lagi
"iya deh makasih kalo g keberatan nanti aku ganti uang bensin nya ya" kataku lagi

Mobil melaju,agak perlahan karena hujan lebat sekali, aku semakin kedinginan karena baju yang aku kenakan basah sekali.Aku mencoba menggosok gosokkan telapak tanganku, untuk mengurangi ras dingin.

"Riki lepas donk jaket lo, kasih ke tante biar g kedinginan, lo mah dah liat gitu di diemin aja" kata pemuda yang menyetir mobil. kemudian pemuda yang duduk di kursi depan melepas jaket nya dan memberikan nya padaku.

"kenalin tante yang di sebelah tante tuh namanya Dendi, nah ini Riki, and gw Angga " kata si angga mengenalkan diri.
"tante masih dingin ya, mau gw peluk tante biar agak hangatan dikit" tanya si Dendi tiba tiba. aku tak menjawab karena tubuhku bener bener gemetar kedinginan, aku biarkan saja si Dendi memelukku.aku mulai merasakan hangat di tubuhku. aku memejamkan mataku.

Tiba tiba aku merasakan sesuatu merayap ke buah dadaku, aku membiarkan nya,aku pura pura tak merasakan apa apa,aku merasakan nafas Dendi mulai takteratur.perlahan perlakuan Dendi membangkitkan gairahku, aku geserkan tubuhku sedikit agar Dendi bisa leluasa bermain main di payudaraku.
Dendi menngecup kupingku, yang seketika itu mengalirkan getar birahi, yang secepatkilat menjalar keseluruh tubuhku.

"oh..ssshhhh.....aaahhh" desahku,
"tante...aahhh ...kamu cantik sekali" desah Dendi, sambil perlahan mulai meraih bibirku, kami berciuman, lidah Dendi bermain main di ronngga mulutku, tanganku mulai aktif, menjamah dan mengelus apapun yang bisa aku elus dari tubuh Dendi.Aku benar benar lupa kalo di mobil itu ada oarang lain.
dan tanpa aku sadari aku merasakan elusan elusan lain di pahaku, sementara tangan Dendi masih memainkan payudaraku, dan bibirnya masih terus melumat bibirku.

"ahk...aahhh...aaaaahhh...."aku terpekik mana kala elusan elusan itu menyentuh sesuatu yang paling sensitif itu. rupa nya Riki tanpa kusadari telah berpindah tempat, Riki terus mengelus dan mulai melepas celana dalamku, aku benar benar di derai perasaan nikmat yang teramat sangat.

"ooohhhh....terusin...oh yah...aaahhh" desahku mana kala Riki mengelus elus Vaginaku dan sesekali menyentuh clitku dengan jempolnya.
Dendi meucuti pakaianku, melepas braku, aku benar benar tak kuasa menolak kenikmatan itu. Dendi melumat , menghisap dan mengulum puting payudaraku bergantian. dan Riki mulai menjilati bibir kemaluanku. sunnguh kenikmatan yang luar biasa menyerang aku dari bwah dan atas.

"tante...nikmat sekali payudara tante " kata Dendi.
"isep Den..terusin Den...aaah" ceracauku.
"oooohhh....Ki aahhh...masukin jari nya ki...terus ki...Buka ki masukin lidah kamu Ki...oooohh" aku semakin gila.Aku mengangkat angkat pantatku sambil tanganku menekan kepala Riki yang sibuk menjilati kemaluanku.
"aaaahhh...Tante memek tante enak sekali...Riki suka sekali" kata riki
"aduh kalian jahat ya...masak gw suruh nyetir mobil sambil ****** gw ngaceng kek gini" celoteh Angga.

" Den...tante buka ya" kataku sambil meraih seleting celana Dendi. Dendi pasarah saja. Gundukan yang keras di balik CD biru itu membuat aku tak tahan ingin segera menikmatinya. Dendi bangkit dan melepas celana dan CD nya. Riki mengikuti hal yg dilakukan Dendi, kemudian aku duduk diantara mereka, kedua nya melumat payudaraku bergantian, sementara aku melebarkan kakiku, sebelah kiri ke Riki dan sebelah kanan di atas paha Dendi, jelas sekali memekku yang basah itu terpampang dengan jelas nya.
sementara kedua tanganku sibuk memainkan titit Dendi dan Riki.

tangan Dendi merambat turun dan menyentuh vaginaku, aku mengeliat ketika jari riki mulai menusuk lubang vaginaku. kemudian aku merubah posisiku, dengan membelakangi Riki dan mengoral titit Dendi. tapi kemudian riki menarik pantatku dan mengangkat nya, sehingga posisiku setengah menungging.

" aaahh...tante...isep tante...oooohhh nikmat sekali" ceracau dendi
"isep ****** gw tante....oooohhhh ...terusin tante ....isep..."dendi mengeliat tak karuan ketika buah jakar itu aku isep dan aku coba masukkan semua kemulutku.
aku terus mempermainkan ****** Dendi, menusuk nusukkan ujung lidah ku ke lubang yang kecil itu.

sementara itu, Riki memberiku sensasi yang luar biasa, ketika lidah dendi menyapu anusku,memainkan lidah nya di anusku. tiba tiba aja Angga mengejutkan kita semua.
"Dah sampe neh...giliran gw kalian mundur semua " kata Angga sambil membuka pintu mobil, yang tanpa aku sadari ternyata kita sudah di dalam ganransi mobil Angga. kemudian Dendi turun yang diikuti oleh Riki, mereka berdua tergopoh gopoh memakai kembali celana mereka.
angga menarik jaket yang hendak ku kenakan kembali, dan menarik tanganku keluar dari mobil, dalam keadaan baju yang terbuka dan bra yang terlepas, Rok yang berantakan, Angga menariku masuk kerumah nya, aku mengikuti saja.

"gantian, lo harus muasin gw, dari tadi gw dah ngaceng negliat tingkah kalian" kata si Angga yang sambil mendorongku jatuh ke sofa, kemudian dengan kasar dia membuka celananya sendiri dan menyodorkan ****** nya yang sudah mengeras ke mulutku.
"ayo isep bich...hah...ayo!" Dengan kasar Angga menyumpal mulutku dengan kontolnya.

Aku mengisap, ****** angga memainkan dengan lidahku,sesekali aku kocok dengan tanganku. lidahku berputar putar di seputar buah pelirnya.
"oooh yah...terus sayang...isep...lo emang lihai...aahhh...aaahhh"
' ****** kamu enak banget Ngga...aku suka banget" aku mengumam menikmati ****** Angga.
"ngga ...boleh ya aku isep ****** lo ampe keluar? " godaku
" Iya sayang....aahhh....isep sayang...oooohhh....yah begitu...begitu sayang terus...terusin.." angga meracau menikmati seponganku.

Aku merasakan kedutan di batang Angga, yang aku tau dia sebentar lagi bakal menyemburkan pejuhnya, aku sengaja mempermainkan Angga, dengan menghentikan aktifitasku, aku melepas ****** itu dari mulutku.

" sayang kenapa berhenti...ayo donk isep lagi...dah mau keluar neh...ayo donk" rayu Angga sambil menyodorkan ****** nya ke mulutku. aku tersenyum sambil berdiri.
" he he he ...nanti donk Ngga...aku haus nih...boleh minta minum ya?" godaku.
"g boleh ayo ...isepin dulu ampe keluar please donk sayang...ayao.." kata angga sambil mengelus elus pantatku.
" kalo lo bisa buktiin ke aku kalo lo bisa muasin aku....aku mau isep punya kamu ampe keluar" tantangku
" dasar perempuan....sini gw puasin lo minta yang gimana hah?" angga geram mendengar tantanganku. kemudian dengan kasar dia membopong tubuhku ke meja makan. Angga menciumiku dengan kasar, yang dimana buat aku semakin membakar gairahku, ciuman angga semakin ganas, dari telingaku kemudian leherku menjadi sasarannya, dengan kasar Angga melucuti pakaianku sehingga aku berbugil ria.

dalam sepintas pandang aku melihat riki dan Dendi yang ternyata dari tadi melihatku sambil beronani. ciuman angga turun ke payudaraku, memilin milin putingku dengan liah nya, semnetara tangan angga menyusuri pahaku, mengelus dan mulai meraba raba vaginaku yang sudah basah. aku merenggangkan kakiku agar angga bisa leluasa memainkan vaginaku yang becek.

angga memasukkan jari nya ke memeku mencoba mencari G spot dan mengocok nya dengan gerakan yang cepat.

" oh ya...yah...yaaah...terus ngga...terus" ceracauku
"lo suka hah...enak kalo memek lo gw beginikan hah"
"iya ngga..terusin sayang...oooohhh..nikmat nya nggak...terus ngga"
" ayo bilang lo mo gw apain...mo gw isepin ...mo gw entot memek lo ini hah"kata angga sambil mengocok memekku dengan jarinya. kemudian angga mengangkat tubuhku agar aku duduk di meja makan, kemudian angga mulai menggisap memekku dengan lidah nya.
" ayo bilang bich..enak g gw giniin...hah...memek lo udah basah..memek lo udah gatal kan?"
" iay ngga...memk aku udah g sabar minta lo entot..ayo ngga masukin ngga...aku mohon"
aku merintih memohon pada angga agar segera mengentotku.
"hhmmm...memek lo nikmat ...ooohhh...aku suka sekali" ceracau angga
' nggak...ooohhh....aaaahhh....gigit nggak itil aku ngga...iyah begitu...ooohhh"
" lo suka dikasarin yah...heh....gw akan entot lo...ampe lo puas"
"ngga ...ayo ngga masukin ngga...aku udah g tahan" rintihku, sambil terus meremas remas rambut angga, angga seakan akan sengaja mempermainkan gairahku, dia terus mengisap memeku dan jarinya menusuk nusuk memekku.

Riki dan Dendi mendekati aku dan angga, yang kemudaian dendi segera meraih payudaraku, sementara Riki melumat bibirku, sungguh pengalam luar biasa yang belum pernah aku rasakan, di serbu dari segala arah membuat aku semkain tak bisa menahan dasyat nya kenikmatan itu.
" aaahhhkkk....ooohhh....aku...ak...aku ke..keluar nggaaaaaa....aaah...aaahhh" aku menjerit sambil tanganku menekan kepala angga, aku mengalami orgasme yang teramat hebat.

Angga berdiri dan menarik tanganku, aku mengikutinya, disusul dendi dan riki, Angga membawaku ke ruang tamu, kemudian angga mulai mencumbuku kembali, kali ini Angga menyuruhku duduk di sofa, dan dengan nafsu yang meletup letup angga menciumi bibirku.
kemudian angga memutar tubuhku, kakiku disandaran sofa sementara kepalaku menggelantuh kelantai, kemudian dendi menarik kakuku agar lebih naik.
kemudain angga mengangkangi kepalaku dan mulai menyodok nyodokkan ****** nya ke mulutku, sementara itu Riki dan Dendi secara bergantian menghisap isap memekku,

"ooohh....yah baby suck it ...suck...terus tante...oooohhh" angga menikmati permainan permanian lidahku, aku sendiri merasakan kenikmatan yangluar biasa mana kala aku merasakan jari jari dendi dan riki memainkan clitku.
lima menit kemudian angga menarik tubuhku dan memintaku terlentang di sofa, dan mulai lah angga memasukkan ****** nya.

"aaahhh....angga...enak ngga...enak sayang...entot aku ngga" celotehku
"tante memek tante enak....sempit sekali tante...rasanya ****** angga kek di sedot sedot"
"entot aku ngga...terus ngga sodok yang dalem ngga"
"tante...gw mo keluar tante...gw udah g tahan....aaahh...aaahhh...enak tante"
"Jangan ngga...tante masih suka ****** kamu ngga...aaahhh...jangan keluarin dulu ngga" pintaku, tapi angga keburu menyemprotkan pejuh nya.
"aaaaahhhhhhhh.........aaaaaahhhh........aaah...aa hh..." erang angga
"sorry tante...angga g kuat nahan tante...udah dari tadi sih tante"jawab angga
aku kecewa rasanya karena memekku masih ingin merasakan sodokan sodokan ****** angga yang besar dan panjang itu.

" Dendi ayo donk sayang...fuck me...memek tante masih pengen ****** lagi ayo..." pintaku ke Dendi yang dari tadi coli sendiri. kemudian Dendi mendekatiku dan mulai memasukkan penis nya yang tak seberapa besar ukuranya. sementara Riki memintaku mengoralnya.
"oh ya...ooohhh....yah...yah...entot tante Den...yaah...terus Den" ocehku
"tante goyang tante...yah begitu tante ...oooohhhh...nikmat tante..enak"
"Ki...****** lo enak banget....tante suka sekali"

kemudian aku melepas isepanku di ****** Riki ..dan meminta Dendi berhenti, aku berganti posisi, aku meminta Riki duduk di sofa yang kemudian aku naik dan menggoyang nya dari atas, semnetara itu aku meminta Dendi untuk memasukkan ****** nya ke anusku.
"aahkk...pelan pelan Den...tante belom pernah soal nya" pintaku ketika Dendi main sodok aja ke anusku. setelah berulangkali gagal menembus anusku ahirnya masuk juga.
"aaahhh...oooohhh..tante peret sekali...lebih sempit" kata dendi.
"ooohhh....tante memek tante enak sekali"
"ayo sayang...nikmati tubuh tante ini...ayo...aahhh...nikmatin sampai kalian puas" racauku
"ooohhh tante dendi mo keluar...barengan yah tante"
"tahan dulu den...biar barengan ma Riki" pintaku
tiga menit kemudian riki memintaku menggoyang nya lebih cepat
"ayo tante goyang...iya ...begitu...terus tante...terus"
"aaaahhhhhh.......ahhk...aaahkk...aaaahhhh" kami bertiga keluar bersamaan, kakiku gemetar menahan kenikmatan itu, sementara Dendi mencabut penis nya dan terkulai di sofa, semnetara aku memeluk erat Riki.

Kami melakukan nya kembali, mereka mengentotku bergantian, payudaraku lengket lengket karena pejuh mereka, sekujurtubuhku terasa bagaikan kena lem lengket dimana mana, tak terasa waktu menunjukan pukul 11 malam, lalu aku bergegas mandi dan meminta angga untuk mengantarku pulang. dalam perjalanan pulang, aku merasakan kepuasan yang tak terhingga, ternyata enak juga ML dengan anak anak muda. mereka lebih rakus lebih dasyat.

0 komentar:

Posting Komentar